Lapora Ikhtyologi Mulut Dan Sungut
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan – ikan yang mempunyai mulut
terminal dengan ukuran yang sempit dan gigi yang bebentuk cardiform yang halus
adalah ciri – ciri dari ikan pemakan plankton (Alamsyah, 1979)
Rahardjo (1980) menyatakan
bahwa ichtyologi berasal dari bahasa yunani, dimana “ichtyes” yang berarti ikan
dan “logos” yang berarti ilmu. Secara
singkat dapat dibuat batasan tentang pengertian ichtyology yaitu suatu ilmu
yang mempelajari ikan dan segala aspek kehidupannya.
Ikan
adalah hewan yang hidup di perairan dan mempunyai darah dingin artinya panas
badannya mengikuti panasnya air di mana ia berada sampai batas maksimum ikan itu hidup. Ikan terutama bernafas dengan insang yang
terdapat dikanan dan kiri kepala.
Pada ikan bentuk
tubuh setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka, system otot,
dan satuan habitat dimana ikan itu hidup karena beberapa spesies ikan mengalami
perubahan bentuk tubuh secara berangsur-angsur, mulai dari masa larva sampai
menjadi dewasa sehingga menyerupai bentuk induknya.
Saanin (1984) menyatakan untuk
mengidentifikasi ikan harus diperhatikan sifat-sifatnya, tanda dan bentuk atau
bagian tubuh yaitu rumus sirip, perbandingan panjang dan tiggi, bentuk garis
rusuk dan jumlah sisik yang meliputi garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan
gigi beserta susunannya, tulang-tulang insang.
Selain pola bentuk tubuh
kepala-badan-ekor, ikan juga memiliki organ / alat tubuh luar yang sanat
mendukung ikan ikan tersebut untuk hidup sepeti sisik, sirip, mata, lubang
hidung, mulut, linea lateralis, operculum, dan organ lainnya.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari praktikum mulut dan sungut ini ialah tidak lain untuk mengetahui spesifik
mengenai mulut dan sungut dari ikan yg dipratikum kan supaya dapat membedakan ikan bermoncong proctactil atau non
proctactil, bentuk bibir, hubungan kedua bibir, posisi sudut mulut denagn bola
mata, jumlah sungut dan letaknya.
Sedangkan
manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui
bentuk mulut, ukuran mulut,posisi mulut serta jumlah sungut pada ikan yg
dipratkum kan..
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Sepat siam (Trichogaster pectoralis) merupakan
kelompok ikan yang mempunyai pernafasan tambahan berupa tulang tipis yang
berlekuk-lekuk eperti buangan karang yang disebut Labirin dengan menggunakan
dan mengambil oksigen langsung dari udara. Sebagian dapat membangun karang
berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di dalam mulut. Warna tubuh ikan
ini dipengaruhi oleh jenis kelamin reproduksi dan umurnya. Sirip punggung lebih
kecil dari pada sirip dubur, mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari
lunak. Sirip duburnya mempunayi 10-12 jari-jari keras 33-38 jari-jari lunak.
Sirip perut memiliki 1 jari-jari keras dan 3-4 jari-jari lunak, satu
diantaranya menjadi alat peraba yang panjang seperti ijuk. Sirip dada mempunyai
9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada bagian sirip punggung dan sirip ekor yang
lunak ada bulatan hitam. (Djuhanda,
1981).
Ikan Kembung Laki-laki Ordo Scombriformes, Famili
Scombridae, Genus Scomber, Spesies Scomber
kanagurta. (SAANIN. 1984).
Klasifikasi
ikan kembung laki-laki yaitu ordo Osteichthyes, family Scrombidae, genus
Scomber, spesies Scomber kanagurta. Ciri-ciri ikan kembung yaitu
bentuk tubuh torpedo, kepala tumpul, posisi mulut terminal, mulut non
protactile dengan ukuran sedang. Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil,
jari-jarinya lunak sirip ekor bercabang dari pangkalnya. Dibelakang sirip
punggung dan anus terdapat sirip tambahan yang kecil, sirip punggung ada dua
yang letaknya berdekatan. (SAANIN, 1968).
Ikan Betok (Anabas testudineus) bentuk tubuhnya lonjong, lebih ke belakang
menjadi pipih. Kepalanya besar, mulutnya tidak dapat ditonjolkan. Seluruh badan
dan kepalanya bersisik kasar. Warnanya putih coklat kehijau-hijauan. Gurat sisi
sempurnah, tetapi dibagian belakang di bawah sirip punggung yang berjari-jari
lunak, menjadi terputus dan terus melanjutkan diri sampai kepangkal sirip ekor
(Djuhanda, 1993).
Ikan betok memiliki bentuk tubuh pipih compressed. Termasuk Gnathosmata
yang memiliki rahang dan kelasnya Osteicthyes. Letak mulut berada didaerah
terminal yang tidak dapat dijulurkan kedepan (non protactil) dan ukuran
mulutnya sempit. Memiliki sisik yang berbentuk cycloid serta memiliki sirip
punggung yang berada dibelakang kepala bagian anterior badan. Posisi sirip dada
horizontal dan sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor. Ikan ini memiliki alat
pernafasan bantuan yang dinamakan labirin. Jadi, pada saat hewan ini tidak
berada pada daerah perairan maka hewan ini masih bias menyesuaikan dirinya
untuk dapat bertahan hidup. Habitatnya di daerah perairan tawar.
Ikan Serai (Caranx rotteri) termasuk kedalam filum
Chordata, kelas Pisces, subordo Teleostei, ordo Perciformes, family Carangidae,
genus Caranx, spesies Caranx rotteri (Saanin,
1986).
Menurut
Saanin (1995) mengklasifikaikan ikan sardin berdasarkan sistem bleeker
yatu:phylum chordata, kelas piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub
ordo combroidea, famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella
sirin.
Bentuk badan
memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri (16-18) + (12-14). Awal sirip
punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat kearah moncong
daripada kebatang sirip ekor. Sirip punggung berjari-jari lemah 15-18, sedang
sirip duburnya 18-20. Terdapat sirip tambahan pada sirip perutnya. Tapisan
insang halus berjumlah 36-42 pada bagian bawah busur insang pertama. Hidup
di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan plankton halus, dapat mencapai
panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh biru kehijauan, putih perak bagian
bawah, gelap bagian atas badan. Direktorat (1979).
Ikan Sardin (Sardinella
sirin). Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang
berkerabat dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang
rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora, selain suka
melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau ikan-ikan kecil dan
hewan-hewan air lainnya. Djuhanda, (1981).
Ikan Sarden
memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut
satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip
punggung berbentuk sempurna dan terletak dipertengahan dengan permulaan dasar
didepan sirip perut, sirip dada dibawah linea lateralis, sirip perut sub
abdominal, sirip ekor berbentuk bulan sabit Saanin (1986).
Ciri-ciri dari ikan selinca (Poliacanthus
hasselti) adalah permukaan sirip punggung di atas dasar sirip dada, sirip
punggung lebih panjang dari pada sirip dubur, bentuk tubuh pipih, kepala di
tutupi oleh sisik yang keras (Weber, M. and De Beaufort, L. P. 1916).
Ikan
Parang-parang (Chirocentrus dorab)
ini termasuk ikan pelagis kecil, secara ekonomisnya dapat dilihat dari
pemasarannya dalam bentuk segar asing, dan kering. Jumlahnya tidak banyak
tetapi hampir setiap hari ada dipasaran ikan ini termasuk ikan ekonomis rendah
sehingga lebih murah untuk di beli. Keunggulan atau keuntungan dari ikan ini
yaitu dapat di jadikan sebagai kerupuk yang terkenal dengan nama "Kerupuk
Ikan Parang" di Kelantan dengan harganya yang sangat murah, bisa di
konsumsi oleh siapa saja, sangat ekonomis dan tahan lama. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui biologis, alat tangkap dan daerah penyebaran ikan
Parang-parang (Chirocentrus dorab).
Ikan Parang-parang (Chirocentrus dorab) memiliki kisaran penyebaran yang cukup
luas di Indonesia, disamping dapat ditangkap dengan alat tangkap yang
bervariasi dan dapat diolah menjadi produk pasca panen (post-harvest product),
menjadikan ikan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan
menjadi salah satu komoditi ikan ekonomis penting
III. BAHAN DAN
METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai
“Mulut dan Sungut ” dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 pukul 14.30-17.00 WIB,
bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau jalan Bina Widya Km 12.5 Panam, Pekanbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “Bidang dan Arah serta Penggolongan Bentuk Tubuh dan
Bagian Tubuh Ikan” adalah Ikan Sepat siam (Trichogaster pectoralis), Ikan Kembung Laki-laki (Scomber kanagurta), Ikan Betok (Anabas
testudineus), Ikan Serai (Caranx rotteri), Ikan Sardin (Sardinella
sirin), ikan selinca (Poliacanthus
hasselti), Parang-parang
(Chirocentrus dorab)
Sedangkan
alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah nampan untuk meletakan ikan,
penggaris 30 CM untuk mengukur panjang, tinggi dan lebar ikan, buku gambar
ikhtiologi untuk menggambarkan ikan yang dibawa, buku penuntun pratikum, serbet
untuk membersihkan tangan, serta alat-alat tulis lainnya.
3.3. Metode Pratikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini
adalah metode pengamatan langsung terhadap
objek yang diamati dan berpedoman terhadap buku penuntun pratikum serta dengan
mengacu literatur-literatur yang berkaitan mengenai judul ini.
3.4. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur pratikum ini ialah meletakan
ikan diatas nampan untuk diamati lalu menggambarkan ikan-ikan tersebut yang
menjadi objek secara utuh, dengan posisi kepala menghadap sebelah kiri dengan
keterangan bidang-bidang khayal transversal, frontal, dan sagital serta
menunjukan arah-arah cranial, caudal, rostral, medial, frontal, dorsal dan
lateral.. Kemudian tulis masing-masing klasifikasinya serta uraikan hasil
pengamatan anda (TL, SL, HDL, BDH, FL)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Jenis-jenis
ikan yang didapatkan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut:
a. Ikan Sepat siam
Klasifikasi:
Ordo : Anabantoidei
Famili : Belontidae
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster pectoralis
Gambar 1: Ikan Sepat siam (Trichogaster
pectoralis)
Adapun
ukuran Ikan Sepat siam yang dipraktikumkan adalah:
TL: mm BdH:
mm
SL: mm HdL: mm
FL: mm
Badannya berbentuk pipih dan penuh dengan belang
berwarna gelap(tidak selalu jalas),garis warna hitam tidak beraturan memanjang
dari mata sampai ketengah pangkal sirip ekor,tubuh ditutupi sisik,gurat sisi
lengkap tapi tidak sempurna,tubuh berwarna coklat abu-abu,permulaan sirip
punggung terletak pada pertengahan badan,sirip anus panjamg dan melebar mulai dari
belakang sampai anus sampai kebelakang sirip ekor,sirip ekor bentuknya
bulat,sirip perut menyerupai cambuk dan sirip dada terletak sejajar sirip
perut,.
b.
Kembung Laki-laki
Ikan Kembung Laki-laki (Scomber kanagurta) diklsifikasikan ke dalam Klasifikasi ikan
kembung laki-laki yaitu ordo Osteichthyes, family Scrombidae, genus Scomber,
spesies Scomber kanagurta
Gambar 2: Ikan
Kembung Laki-laki (Scomber kanagurta)
Adapun ukuran kembung laki-laki yang dipraktikumkan adalah :
TL: mm HdL:
mm
SL: mm BdH:
mm
FL: mm
Ikan Kembung
Laki-laki termasuk kedalam kelas Condrichthyes mempunyai bentuk tubuh seperti
torpedo, tubuh simetris bilateral, sirip ekor bercagak dua dimana lekukan dari
cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya. Dibelakang sirip ekor dan sirip anus
terdapat sirip tambahan kecil. Sirip punggung pada bagian depan seluruhnya
disokong oleh jari-jari keras. Posisi mulut terminal dengan sifat non
protactil.
Sirip-sirip
punggung, dubur, perut dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh,
sehingga dapat memperkecil daya
gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat.
c.
Ikan Betok
Klasifikasi
dari Ikan Betok (Anabas testudineus) yaitu ordo Anabantoidei, famili Anabantidae, genus Anabas dan spesies Anabas testudineus.
Gambar 3: Ikan Betok (Anabas
testudineus)
Adapun ukuran Betok yang dipraktikumkan adalah:
TL: mm HdL: mm
SL: mm BdH:
mm
FL: mm
Badan
berbentuk pipih depressed,dapat berjalan jauh dengan menggunakan ekornya untuk
bergerak,sirip perut,sirip dada, dan tutup insang yang keras digunakan untuk
mendukung badannya dan mampu bertahan hidup diluar air jika tubuhnya tetap
basah
d.
Ikan Serai
Ikan Serai (Caranx rotteri) termasuk kedalam filum
Chordata, kelas Pisces, subordo Teleostei, ordo Perciformes, family Carangidae,
genus Caranx, spesies Caranx rotteri
Gambar 4: Ikan Serai (Caranx rotteri)
Adapun ukuran Ikan serai yang dipraktikumkan adalah :
TL:
mm HdL: mm
SL:
mm BdH:
mm
FL:
Ikan Serai (Caranx rotteri).
e.
Ikan Sardin
Ikan Sardin (Sardinella sirin). ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum
chordata, kelas piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo
combroidea, famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella
sirin.
Gambar 5: Ikan
Sardin (Sardinella sirin)
Adapun ukuran Ikan Sardin yang dipraktikumkan adalah:
TL: mm HdL :
mm
SL: mm BdH
: mm
FL: mm
Ikan
Sardin (Sardinella sirin) merupakan ikan laut yang terdiri dari
beberapa spesies dari famili Clupeidae. Ikan ini mampu bertahan hingga
kedalaman lebih dari 1.000 meter. Ikan ini cocok digunakan sebagai makanan
dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Beberapa spesies mackerel yang
lebih besar, seperti mackerel sirip biru (bluefin mackerel), dapat menaikkan
suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan
mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi
yang beragam. Sarden adalah ikan yang memiliki nilai komersial sedang.
f.
Ikan selinca
Ikan
selinca (Poliacanthus hasselti) dikelompokkan
kedalam Ordo
Anabantoidei, Famili Belontidae, Genus Belontia, Spesies Belontia hasselti
Gambar 6: Ikan selinca (Poliacanthus hasselti)
Adapun
ukuran Ikan Selinca yang dipraktikumkan adalah:
TL: mm HdL: mm
SL: mm BdH:
mm
FL: mm
Ikan selinca (Poliacanthus hasselti) Badan berwarna
coklat,setiap sisik mempunyai pinggiran hitam,pola warna hitam berbentuk jala
pada sirip ekor, memiliki bercak hitam pada bagian belakang sirip punggung,
biasanya berbaring didasar perairan, 16-20 jari-jari keras dan 10-13 jari-jari
lemah pada sirip punggung, memeijah pada awal musim hujan pada musim hujan,
kebiasaan makan bersifat omnivore,dan merupakan ikan konsumsi,panjang total 195
mm.
g. Ikan Parang-parang
Ikan Parang-parang (Chirocentrus dorab) dikelompokkan kedalam ordo Clupeiformes, famili chirocentridae, genus Chirocentrus, dan spesies (Chirocentrus dorab).
Gambar 7: Ikan
Parang-parang (Chirocentrus dorab)
Adapun ukuran Ikan Parang-parang yang dipraktikumkan adalah:
TL :
mm HdL: mm
SL :
mm BdH:
mm
FL : mm
Ikan
Parang-parang (Chirocentrus dorab)
ini termasuk ikan pelagis kecil, secara ekonomisnya dapat dilihat dari
pemasarannya dalam bentuk segar asing, dan kering. Jumlahnya tidak banyak
tetapi hampir setiap hari ada dipasaran ikan ini termasuk ikan ekonomis rendah
sehingga lebih murah untuk di beli. Keunggulan atau keuntungan dari ikan ini
yaitu dapat di jadikan sebagai kerupuk yang terkenal dengan nama "Kerupuk
Ikan Parang" di Kelantan dengan harganya yang sangat murah, bisa di
konsumsi oleh siapa saja, sangat ekonomis dan tahan lama. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui biologis, alat tangkap dan daerah penyebaran ikan
Parang-parang (Chirocentrus dorab).
Ikan Parang-parang (Chirocentrus dorab) memiliki kisaran penyebaran yang cukup
luas di Indonesia, disamping dapat ditangkap dengan alat tangkap yang
bervariasi dan dapat diolah menjadi produk pasca panen (post-harvest product),
menjadikan ikan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan
menjadi salah satu komoditi ikan ekonomis penting
4.2. Pembahasan
Dalam
kegiatan ini bentuk mulut dan kuran sungut sangat penting untuk diperhatikan,
disini prraktikan harus mengetahui bentuk proctactile maupun non protractile
dari mulut ikan yang telah dipratikumkan juga harus mengetahui ukuran, posisi,
bentuk dan jumlah sungut yang ada pada masing-masing ikan..
Pada
Ikan Sepat siam, Kembung
lakii-laki, betook, serai, sarden, selinca dan parang masing diamati untuk
mengetahui mulut dan sungut nya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah pratikum Mulut dan Sungut
ini secara garis besar praktikan telah mengetahui mengenai bentuk mulut, posisi
mulut, ukuran bibir, hubungan bibir, serta ukuran maupun jumlah sungut yang ada
pada ikan-ikan tersebut.
5.2. Saran
Diharapkan
pada praktikan untuk melakukan pratikum supaya lebih jeli terhadap objek yang
diamati supaya lebih jelas mengetahui tentang apa yang dipratikum kan, serta
para praktikan pun harus tanggap bertanya terhadap asisten apabila ada yang
kurang tahu, juga harus mendekat kan diri terhadap asisten supaya terbiasa
untuk bertanya-tanya sesuatu yang tidak paham.
DAFTAR PUSTAKA
RAHARJO. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.
DJUHANDA, T. 1981. Dunia ikan.
Armico Bandung. 190 halaman.
Kottelat, M.
2001. “Ikan air tawar Indonesia”.
Periplus edition limited, Jakarta.
SAANIN, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta.Bandung. 50 halaman.
NELSON, J. S. 1984. Fishes of the world
2nd edition. Jhon wiley and sons.
Newyork, 524 P.
LAGLER, K. P. et al. 1997. Ichthyology. Jhon weley and
sons, inc. New York, 504 Halaman.
http://eprints.undip.ac.id/27740/ didownload 17 Maret pukul 22:00 WIB
http://www.fishbase.us/maintenance/FB/showXML.php?identifier=FB-6&ProviderDbase=03
Didownload 18 maret pukul 22:30 WIB
Comments
Post a Comment